"Benar-benar harus dipelajari kekalahan sebelumnya. Misalnya banyak error, ya perlu ditingkatkan fokusnya, diperkuat defense-nya,"
"Misalnya Melati (saat) di latihan 'dikeroyok' lawan tiga pemain putra. Atau (untuk) serangannya? latihan smash sampai 1000 bola deh istilahnya," kata dia menambahkan.
Sepanjang pertemuan dengan Wang/Huang, Praveen/Melati memang lebih banyak melakukan kesalahan sendiri.
Bahkan, mereka sama sekali tidak diberi kesempatan oleh Wang/Huang untuk berkembang untuk memulai serangan.
Baca Juga: Susy Susanti Berharap Jonatan dan Anthony Bisa Konsisten seperti Marcus/Kevin
"Kalau kami lihat kan pasangan Tiongkok ini pintar, mereka tidak pernah memberi bola ke atas pada Praveen, nah Praveen tidak dapat serangan, sedangkan ini andalan dia," ucap Susy.
"Program latihan dari pelatih mungkin bisa ditambahkan, bagaimana placing-nya Praveen bisa lebih halus, lalu jangan nafsu, nggak apa-apa main reli dulu, adu dulu, begitu ada kesempatan, baru serang. Jadi ini, antisipasi dan pancingan serangan ini yang mungkin bisa diterapkan sebagai variasi bagi Praveen/Melati," tutur Susy lagi.
Baca Juga: BAM Diminta Pertahankan Lee Chong Wei meski Bukan sebagai Pemain
Kiprah Praveen/Melati memang kerap merepotkan banyak pasangan ganda campuran top 10 dunia.
Akan tetapi, ketika Praveen/Melati berhadapan dengan dua pasangan pemuncak peringkat dunia asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping, seolah ada jurang besar yang memisahkan mereka.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar