Awal musim ini, penampilan Genoa di Liga Italia sangat buruk dengan hanya menang satu kali dalam delapan laga perdana dan berkutat di posisi ke-19. Pelatih Aurelio Andreazzoli jadi korban dan dipecat.
Sebagai penggantinya, Genoa kemudian menunjuk mantan pemain yang pernah berada di klub musim 2008-2009, Thiago Motta. Laga melawan Brescia, Sabtu (26/10/2019), menjadi debutnya sebagai pelatih utama.
"Menghitung dari kanan ke kiri, itu bisa dikatakan pola 2-7-2. Saya memasukkan kiper sebagai tujuh pemain tengah," ujar Motta tahun lalu.
"Bagi Saya, penyerang adalah pemain bertahan pertama sedangkan kiper merupakan pemain menyerang pertama. Permainan dimulai dari penjaga gawang, lewat kakinya, dan para pemain depan menekan untuk merebut bola kembali."
OFFICIAL: Thiago Motta has been named as the new permanent Genoa manager..
It will be interesting to see how he does in his first senior role as a manager!
???????????? pic.twitter.com/MCrjbg67J0
— Oddschanger (@Oddschanger) October 23, 2019
Pada laga melawan Brescia, Motta tak menggunakan pola ini, jika merunut dari pernyataannya yang menghitung dari sisi ke sisi, bisa dikatakan ia menggunakan pola 1-9-1.
Dalam pola standar, formasi yang Motta terapkan tadi malam bisa disebut pola 4-4-2 diamond dengan empat pemain di lini tengah berada di tengah, dua pemain di sisi pinggir lapangan hanya dua bek sayap.
Seperti kehidupan, debut Motta tentu tak berjalan sempurna. Babak pertama mereka tertinggal 0-1 lewat tendangan bebas Sandro Tonali yang mungkin akan jadi gol terbaik Serie A musim ini.
Di sini, kemampuan Motta sebagai pelatih diuji. Ia harus bisa meyakinkan masyarakat Liguria bahwa ia adalah sosok paling tepat untuk membawa Il Grifone melaju jauh di Liga Italia.
Motta melakukannya tak hanya dengan brilian, dengan pergantian pemain paling sempurna sepanjang sejarah, ia menorehkan tinta emas untuk dirinya sendiri.
Baca Juga: Serie A Ti Amo - Lazio, Si Ferrari dengan Seribu Wajah, Mana yang Asli?
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar