Baca Juga: Cyber-Training, Metode WFH Mutakhir ala Bayern Muenchen di Karantina
Namun, fokusnya bukan cuma meningkatkan jarak lempar layaknya legenda throw-in Liga Inggris, Rory Delap.
Di mata Gronnemark, throw-in tak sekadar upaya memberikan bola kepada rekan setim, tapi juga cara efektif memulihkan penguasaan bola dan keluar dari tekanan lawan, inisiator serangan balik, hingga sumber penciptaan gol layaknya situasi set-piece lainnya.
Dia mengklasifikasikan 3 jenis throw-in sebagai fokus, yaitu lemparan jauh, lemparan cepat (yang bisa menginisiasi serangan balik), dan lemparan cerdas untuk tujuan mempertahankan penguasaan bola dari tekanan lawan.
"Bukan cuma jauh, tapi lemparan harus datar dan tajam. Bukan cuma teknik melempar, tapi juga bagaimana menerimanya, bagaimana berlari, menempatkan posisi, menciptakan ruang..."
"Fokus terhadap lemparan ke dalam bisa menyelamatkan nyawa klub kecil sebagai salah satu teknik untuk sintas di kompetisi. Untuk klub besar, itu bisa membantu menciptakan gaya bermain yang lebih mengalir," katanya.
Dasar orang Jerman, Klopp pasti suka dengan detail-detail yang ditawarkan Gronnemark.
Baca Juga: Selamat Ultah Clarence Seedorf, Si Manusia Rekor Liga Champions yang Otaknya Encer
Baca Juga: MOMEN JUARA, Diego Maradona Balas Pembantaian Malvinas di Piala Dunia 1986
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | bbc.com, kicker.de |
Komentar