Hasil analisis itu dikaji Gronnemark, diberikan kepada Klopp dan staf, lalu diaplikasikan dalam sesi latihan.
Dalam mekanismenya, waktu optimal untuk mengambil lemparan ialah sekitar 5 detik setelah bola keluar garis karena semakin cepat dan tepat throw-in dilakukan, itu semakin cepat mencegah lawan mengambil posisi.
Baca Juga: Andil Seorang Denmark untuk Kelolosan Inggris ke Semifinal UEFA Nations League
Jika lemparan kurang dari 15 meter, peluang untuk mempertahankan kembali penguasaan bola adalah 66,9 persen.
Apabila berlalu 10 detik saja, persentase kesuksesan ini menurun jadi hanya 49,6 persen.
Namun, melempar kilat tanpa estimasi yang tepat juga malah bisa menyebabkan tim kehilangan bola karena si penerima belum tentu siap.
Intinya harus efisien dan kesepahaman antarpemain ini bisa dicapai dengan latihan khusus.
"Klopp ingin lemparan yang cepat dan cerdas," kata Gronnemark.
Secara detail, ini berpengaruh terhadap gaya bermain Liverpool yang tajam menyerang dari sisi lapangan, juga jago mengendalikan possession dan mempertahankan bola dari tekanan musuh.
Tentu saja materi latihan Gronnemark bukan cuma soal melempar, tapi juga melatih pemain bagaimana cara bertahan, merebut, atau menutup ruang saat lawan melakukan throw-in.
Gronnemark, yang bekerja di Liverpool tiga hari beruntun dalam satu bulan, bisa menerapkan 40-50 jenis variasi latihan dalam materinya, jadi ternyata tidak semonoton yang Anda kira, kan?
Baca Juga: Juergen Klopp Ingin Tonton Video Sadio Mane Permalukan Manuel Neuer 1.000 Kali
Lantas, masihkah menyangkal pentingnya lemparan ke dalam?
"Musim ini Liverpool mencetak 13 gol yang berawal dari situasi lemparan ke dalam, termasuk saat menghadapi Tottenham dan Wolverhampton. Sungguh bikin bangga," ucap Gronnemark dalam wawancara kepada Kicker.
Disadari atau tidak, detail-detail seperti itu turut membantu Klopp melengkapi puzzle kekuatan demi membangun tim super yang digdaya di Premier League.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | bbc.com, kicker.de |
Komentar