BOLASPORT.COM - Pelatih tunggal putra Malaysia asal Indonesia, Hendrawan, punya banyak pengalaman mengantar pemain asuhan bangkit dari keterpurukan.
Belum lama ini, Hendrawan berperan dalam keberhasilan Lee Zii Jia naik podium tertinggi pada All England Open 2021.
Hendrawan juga bersama Lee Chong Wei ketika harus berurusan dengan masalah doping pada 2015. Akibatnya, Lee dilarang bertanding selama delapan bulan.
Tetapi, Hendrawan tidak meninggalkannya. Dia mendukungnya dan akhirnya Lee melanjutkan ke Olimpiade Rio 2016 dan meraih medali perak ketiganya.
Lee mengalami masa sulit, tetapi kembali untuk memenangkan gelar Malaysia Open ke-12nya dengan cara yang meyakinkan pada 2018 dengan mengalahkan Kento Momota (Jepang) pada babak final.
Baca Juga: Joan Mir Ditolak Podium MotoGP Qatar 2021 oleh Ambisi
"Saya harus melihat usia Chong Wei dan pelatihannya harus diubah. Alih-alih berfokus pada kekuatan dan kecepatan, kami menggunakan pendekatan berbeda untuk mengalahkan Kento," kata Hendrawan dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Zii Jia adalah pemain muda, jadi cara saya menghadapinya berbeda. Ini semua tentang membangun kepercayaan dirinya," ujar Hendrawan.
Hendrawan juga melakukan hal yang sama saat melatih Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Maria Kristin antara 2004 dan 2009. Semuanya pernah terpuruk, tetapi ia membantu mereka bangkit kembali dan menjadi pemain sukses.
Sony dan Maria berhasil meraih keping medali perunggu Olimpiade. Sony merebutnya pada Olimpiade Athena 2004, sementara Maria pada Olimpiade Beijing 2008.
Hendrawan yang merupakan Juara Dunia 2011 ini mengakui bahwa tahun-tahun kepelatihannya di Malaysia mencapai titik puncak pada Januari tahun ini.
"Para pelatih juga ada momennya. Saya ingin menjadi pelatih saja dan tidak menginginkan posisi, jadi saya mengundurkan diri sebagai pelatih kepala. Tetapi, direktur kepelatihan BAM Wong Choong Hann tidak menerimanya," aku Hendrawan.
Baca Juga: Daftar Atlet yang Dipanggil PBSI ke Pelatnas, Tak Ada Fitriani
"Saya juga berada di bawah tekanan dari segala penjuru. Saya telah menjadi pelatih Malaysia sejak Juli 2009. Saya telah melakukan yang terbaik dengan setiap kelompok pemain yang diberikan kepada saya."
"Setiap dua tahun, saya akan mendapatkan pemain yang berbeda. Saya pikir, pemain terlama yang pernah saya miliki di bawah saya adalah Chong Wei selama lima tahun. Tentu saja, ada ekspektasi," tutur Hendrawan.
"Saat pemain kami tidak bermain bagus, saya juga dipukul oleh penggemar di media sosial. Saya ditanya, 'Anda sudah 10 tahun di Malaysia, apa yang sudah Anda capai?' Ketika pemain Malaysia bermain bagus, saya dibombardir oleh fans Indonesia. Mereka meminta saya untuk pulang dan mempertanyakan nasionalisme saya."
Hendrawab mengaku baik-baik saja dengan kondisi tersebut sebab itu merupakan bagian tak terpisahkan dari pekerjaannya sebagai pelatih.
"Saya hanya tidak terlalu banyak membaca semua komentar. Tetapi ketika Zii Jia menang, saya menjadi emosional. Saya tidak menyadari bahwa saya telah memendam segalanya - frustrasi, tekanan, dan kegembiraan yang terpendam," ucap Hendrawan.
"Saya baru saja hancur. Saya tahu kemenangan itu sangat berarti bagi semua orang."
Baca Juga: Maverick Vinales Tampil Gemilang, Fabio Quartararo Beri Pujian
Lee Zii Jia lalu menelepon Hendrawan dari kamar hotelnya di Birmingham setelah kemenangan pada All England.
"Pelatih saya melakukannya, katanya. Saya sangat bangga padanya. Saya mengatakan kepadanya untuk menghargainya. Bahkan nama saya tidak ada di trofi All England," kata Hendrawan yang meraih hasil terbaik All England pada semifinal seusai kalah dari Ong Ewe Hock pada 1998.
"Bagaimanapun saya mengingatkan dia bahwa pekerjaan ini masih jauh dari selesai. Saya mengatakan kepadanya untuk menikmati selama beberapa hari sebelum kerja keras dimulai lagi. Ada turnamen besar lain yang harus difokuskan," ujar Hendrawan.
Hendrawan mengatakan tujuannya tidak berubah dan itu untuk menghasilkan juara dunia, juara Olimpiade dan membantu Malaysia memenangkan Piala Thomas.
"Saya menetapkan tujuan ini ketika saya bergabung dengan Malaysia dan itu tidak berubah,” katanya.
"Ketika BAM memberi saya pekerjaan sebagai pelatih kepala, mereka mengatakan kepada saya bahwa fokusnya tidak hanya kepada Zii Jia. Mereka ingin pemain lain juga ikut serta dan saya telah bekerja keras," kata Hendrawan.
Baca Juga: Lama Tak Bertanding, Ganda Campuran Nomor 1 Dunia asal China Tak Kehilangan Sentuhannya
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar