BOLASPORT.COM - Eks pembalap MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo, mengungkap fakta mengejutkan di balik kemenangan perdananya bersama tim Ducati di Sirkuit Mugello, Italia, tiga tahun lalu.
Jorge Lorenzo berhasil naik ke podium kampiun untuk kali pertama bersama Ducati usai memenangi balapan MotoGP Italia 2018.
Kemenangan itu begitu krusial dalam perjalanan karier balap Lorenzo di Ducati.
Terlebih, sebelum tampil di Mugello, Lorenzo masih tertahan di peringkat ke-14 pada klasemen sementara pembalap.
Dia juga belum mendapatkan kepastian terkait masa depan karier balapnya seiring dengan meningkatnya rumor mengenai perpindahan Danilo Petrucci ke Ducati pada MotoGP 2019.
Baca Juga: Jorge Lorenzo Optimistis Peluang Menang Marc Marquez Akan Datang
Pada saat genting itulah, Lorenzo bak menemukan secercah harapan untuk karier balapnya.
Tak cuma menemukan kepingan puzzle yang hilang untuk tampil optimal dengan motor Ducati Desmosedici-nya, Lorenzo juga mendapatkan kontrak berdurasi dua tahun dengan Honda.
Lalu, pada akhir pekan di Mugello, Lorenzo mempersembahkan kemenangan balapan kandang untuk Ducati.
Baca Juga: Jorge Lorenzo: Valentino Rossi Lebih Cepat dari Balapan Sebelumnya
Kini, berselang dua tahun kemudian dan jelang MotoGP Italia 2021 di Mugello, Jorge Lorenzo mengungkap kronologi rangkaian peristiwa tersebut.
"Pada tahun 2018, saya adalah pembalap yang start-nya paling bagus, mengerem paling lambat dibanding yang lainnya, dan berhasil memakai semua tenaga motor Ducati dengan maksimal, artinya, saya mampu melakukan akselerasi paling baik," tutur Lorenzo, dikutip dari Crash.
"Namun, saya mendapatkan masalah yang sama berulang kali."
"Lalu, semuanya terlihat gelap. Semua pikiran saya negatif. Saya tidak melihat ada cahaya di ujung terowongan," kata dia lagi.
Situasi Jorge Lorenzo baru berubah ke arah berlawanan saat dia berada di Barcelona, Spanyol, untuk menjalani tes tengah musim.
Saat itulah, Lorenzo menerima telepon dari Manajer Tim Honda, Alberto Puig.
"Di antara Le Mans dan Mugello ada tes di Montmelo. Saya menginap di hotel di Barcelona untuk berlatih sebelum tes, dan saat saya sedang bersepeda, saya menerima telepon yang tak diduga-duga dari Alberto Puig," tutur Lorenzo.
"Dia mengatakan ke saya bahwa dia tidak mau saya terlalu bersemangat, tetapi bergabung dengan tim Honda untuk tahun 2019 adalah sebuah kemungkinan."
"Dia masih harus membicarakan gagasan itu ke tim Jepang, tetapi dia mengatakan bahwa opsinya menarik dan hambatan yang paling penting, bahwa Marquez bisa saja menolak kehadiran saya di sana, tetapi dia mengatakan bahwa dia sudah berbicara dengan Marc dan dia tidak masalah jika saya bergabung dengan tim," kata Lorenzo menjelaskan.
"Hal ini membuat saya semakin ceria, tetapi di atas itu semua, Alberto Puig meminta saya untuk merahasiakan pembicaraan tersebut."
"Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memberi tahu pelatih saya, Ivan Lopez, tidak ada lagi yang lain. Bahkan manajer saya, yang saat itu sedang fokus ke pembicaraan dengan Petronas Yamaha SRT," ucap Lorenzo.
Baca Juga: Fabio Quartararo Dipuji Jorge Lorenzo Usai Atasi Kelemahan Yamaha
Segala sesuatu kian berjalan bagus bagi Jorge Lorenzo saat dia melakoni tes dan berkesempatan mencoba versi pertama motor Ducati dengan modifikasi tanki bensin.
Tampil penuh percaya diri dan dalam suasana positif, Lorenzo pun menyelesaikan sesi tes tersebut di urutan kedua.
Sementara itu, Alberto Puig sudah siap menyodorkan kontrak kepada Lorenzo.
"Pada sore hari, saya menerima telepon yang tak diduga-duga lagi dan setuju untuk bertemu dengan Alberto Puig dan dia menyodori saya penawaran pertama," kata Lorenzo.
"Saya punya beberapa hari untuk menerimanya dan itu merupakan kejutan menyenangkan karena dengan adanya situasi yang buruk, saya sebetulnya menantikan penawaran yang lebih rendah."
"Penawarannya memang lebih rendah dibanding yang saya dapat di Yamaha dan Ducati, tetapi saya bahkan menduga akan lebih rendah lagi."
"Saat itu, saya harus mengatakan kepada Albert (manajer saya) tentang penawaran tersebut, dan beberapa hari setelah tes, kami meneken kontrak di rumah Alberto Puig, dan saya resmi menjadi pembalap Honda untuk dua musim ke depan," tutur dia.
Jorge Lorenzo kemudian datang ke Mugello dengan kontrak baru bersama Honda dan perasaan positif.
Namun, bukan berarti tak ada hal-hal yang tak membuat perasaan Lorenzo terluka.
Lorenzo mengaku, harga dirinya sempat merasa terluka setelah mendengar pernyataan dari bos Ducati, Claudio Domenicali, yang menyebut dia sebagai "pembalap hebat tetapi tidak bsa beradaptasi dengan motor Ducati, sehingga mungkin ini adalah waktu untuk melihat opsi baru".
"Ucapan itu menyakiti harga diri saya dan dalam beberapa detik kemudian saya dengan tegas menjawab; 'Saya tidak bisa bilang apa-apa ke bos karena dia adalah bosnya, tetapi saya ingin bilang ke dia bahwa saya buka pembalap hebat, saya adalah juara," tutur Lorezo.
Pada akhirnya, Jorge Lorenzo membuktikan argumennya tersebut dengan kemenangan pada balapan MotoGP Italia 2018.
Namun, Lorenzo tak menampik bahwa kemenangannya itu turut didukung dengan modifikasi terkini yang dilakukan Ducati terhadap motornya.
Baca Juga: Jorge Lorenzo Sebut Ducati Punya Motor Terbaik pada MotoGP 2021
Pada akhir musim MotoGP 2018, Lorenzo dan Ducati resmi berpisah jalan.
Lorenzo dan Honda kemudian mengumumkan kerja sama mereka untuk dua musim ke depan.
Akan tetapi, kontrak itu tak diselesaikan Lorenzo menyusul hasil jebloknya bersama Honda pada MotoGP 2019.
Jorge Lorenzo pun memutuskan pensiun pada akhir musim tersebut dalam usia relatif muda, 32 tahun.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar