BOLASPORT.COM - Satu kaki Romelu Lukaku yang sudah berada di pintu keluar Chelsea seperti memvalidasi anggapan bahwa nomor punggung 9 tidak ramah untuk pemain The Blues yang mengenakannya.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Romelu Lukaku tinggal menunggu waktu untuk pergi dari Chelsea setelah hanya satu musim bergabung.
Pihak manajemen Chelsea sudah memberi sinyal positif untuk Lukaku kembali ke klub lamanya, Inter Milan.
Catatan Romelu Lukaku selama semusim di Stamford Bridge pun tak cukup memberi alasan The Blues untuk memintanya bertahan.
Berdasarkan catatan Transfermarkt, Lukaku hanya mencetak total 15 gol dari 44 penampilan di lintas kompetisi sepanjang musim 2021-2022.
Jumlah yang tidak cukup jika melihat angka 97,5 juta pounds atau sekitar Rp 1,7 triliun yang dikeluarkan Chelsea untuk memboyong Lukaku dari Inter Milan pada musim panas 2021.
Pertikaian antara Lukaku dan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, juga memperburuk situasi.
Keadaan seperti tidak mendukung untuk Lukaku dan Chelsea terus berkolaborasi.
Wajar jika label flop atau transfer gagal disematkan ke pemain berusia 29 tahun itu.
Di sisi lain, nasib Lukaku musim ini seperti menegaskan bahwa nomor punggung 9 bukan nomor yang membawa keberuntungan di Chelsea.
Catatan dari WhoScored yang dikutip BolaSport.com menunjukkan bahwa ada 17 pemain yang mengenakan nomor 9 di Chelsea selama lebih dari semusim sejak era Premier League dimulai pada 1992.
Dari 17 pemain itu, hanya enam yang bertahan lebih dari satu musim.
Mereka adalah Mark Stein (1994-1996), Gianluca Vialli (1996-1999), Jimmy Floyd Hasselbaink (2000-2004), Franco Di Santo (2008-2010), Fernando Torres (2010-2015), dan Tammy Abraham (2019-2021).
Tidak semua menjalani karier cemerlang meski bertahan lebih dari satu musim mengenakan nomor yang identik dengan penyerang tengah itu.
???? In the Premier League era, 17 different players have had the No.9 shirt for Chelsea. Only six of those have had it more than one season. Cursed?
???? Khalid Boulahrouz, Gonzalo Higuain, Franco Di Santo, Steve Sidwell and Alvaro Morata to name just a few... pic.twitter.com/owdT2NlnbF
— WhoScored.com (@WhoScored) June 8, 2022
Misalnya saja Fernando Torres.
Datang dari Liverpool pada 2011, Fernando Torres punya reputasi mentereng dengan 81 gol dari 142 pertandingan di semua ajang untuk The Reds.
Nyatanya, pemain berjuluk El Nino itu gagal bersinar di Chelsea.
Ia hanya mencetak 46 gol dari 172 pertandingan di berbagai kompetisi untuk Chelsea.
Tidak sebanding dengan harga 50 juta pounds (sekitar Rp 907 miliar) yang dikeluarkan Chelsea dan saat itu mencatat rekor transfer.
Kendati Fernando Torres bertahan lebih dari satu musim, kesabaran Chelsea akhirnya habis dan Torres dipinjamkan ke AC Milan hingga akhirnya dijual The Blues secara permanen.
Pada 2016, Torres resmi kembali ke Atletico Madrid dengan status permanen.
Fernando Torres bukan satu-satunya penyerang jempolan yang gagal bersinar di Chelsea.
Sebelum kedatangan Torres, Chelsea menghadirkan Mateja Kezman sebagai pembelian pertama di era Jose Mourinho pada 2004.
Kezman ketika itu mencuat sebagai penyerang andalan klub raksasa Liga Belanda, PSV Eindhoven.
Seperti Fernando Torres, Mateja Kezman tak mampu mempertahankan ketajaman.
Sinarnya terbenam oleh kecemerlangan Didier Drogba dan Eidur Gudjohnsen di lini depan Chelsea.
Kezman pun hanya bisa mencetak tujuh gol dari 40 penampilan di semua ajang sebelum hengkang pada musim 2005-2006 alias hanya bertahan satu musim.
Setelah era Torres pun “kutukan” nomor 9 Chelsea seperti belum mau pergi.
Korban berikutnya adalah Radamel Falcao yang datang dengan status pinjaman pada 2015 dari Manchester United.
Di Stamford Bridge, penyerang asal Kolombia itu hanya menjadi starter pada dua pertandingan.
Ia pun hanya bisa turun bermain 12 kali di berbagai kompetisi dan hanya mencetak satu gol.
Catatan itu seperti menjadi angka merah untuk rekam jejak Falcao, mengingat ia punya reputasi sebagai mesin gol saat masih bermain di AS Monaco.
Chelsea pun tidak memperpanjang masa pinjaman Falcao, apalagi sampai mempermanenkan statusnya.
Falcao akhirnya kembali ke klub lamanya, AS Monaco.
Penerus Falcao, Alvaro Morata, pun tak lebih beruntung.
Datang dari Real Madrid pada 2017, Morata memilih nomor punggung 9 kendati sudah diwanti-wanti suporter Chelsea untuk tidak memakai nomor tersebut.
Inter and Chelsea will be in direct talks for Romelu Lukaku in the coming days, after contacts with the player - he strongly wants to return to Inter. ???? #CFC @MatteoBarzaghi @SkySport
It won't be easy deal as Chelsea spent €115m for Lukaku - and Inter can only try a loan move. pic.twitter.com/T5ahUYcy7S
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) June 7, 2022
Alvaro Morata mengabaikan peringatan dari suporter serta catatan sejarah yang buruk soal nomor punggung 9 di Chelsea.
Penampilan Alvaro Morata bukannya mematahkan mitos tentang nomor 9 Chelsea, melainkan justru memvalidasinya.
Sempat mencetak delapan gol dari delapan pertandingan, produktivitas Morata tidak berlanjut.
Ia hanya mencetak 24 gol dari 72 penampilan di semua ajang sepanjang berseragam Chelsea.
Posisi yang tergeser oleh Olivier Giroud membuat Morata tersisih hingga akhirnya dipinjamkan ke Atletico Madrid pada 2019 sebelum dipermanenkan Atletico pada tahun 2020.
Alvaro Morata pun menjadi satu lagi pembelian mubazir Chelsea yang harus merogoh kocek hingga 60 juta pounds atau sekitar Rp 1,09 triliun untuk diberikan kepada Real Madrid.
Setelah Alvaro Morata, satu lagi alumni Real Madrid yang diharapkan menjadi ujung tombak Chelsea dan gagal melakukannya adalah Gonzalo Higuain.
Gonzalo Higuain datang ke Chelsea dengan status pemain pinjaman dari Juventus pada 2019.
Pemain asal Argentina itu hanya bertahan enam bulan dan mencetak lima gol di semua ajang sebelum kembali ke Juventus, lalu pindah ke Inter Miami.
Satu pemain lagi yang mengenakan nomor sembilan adalah Tammy Abraham.
Striker berusia 24 tahun itu merupakan lulusan akademi Chelsea.
Catatan Tammy Abraham tidak terlalu buruk. Ia membukukan 30 gol dari 82 penampilan di lintas kompetisi.
Apesnya, Abraham tidak masuk ke rencana pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, yang datang membesut The Blues pada awal 2021.
Abraham pun pindah ke AS Roma pada musim panas 2021 seiring kedatangan Romelu Lukaku.
Serangkaian catatan tersebut menunjukkan bahwa pemain-pemain yang memilih nomor 9 di Chelsea bukan pemain kemarin sore.
Mereka adalah orang-orang yang sudah terbukti reputasinya di klub lama, tetapi lalu gagal bersinar bersama Chelsea.
Baca Juga: Bukan Harry Maguire, Suporter Inggris Harusnya Salahkan Blunder Pemain Incaran Chelsea Ini
Buat yang percaya takhayul, pengalaman Romelu Lukaku adalah bukti baru bahwa nomor punggung 9 di Chelsea seperti dikutuk.
Adapun untuk yang memilih bersikap rasional, serangkaian nomor 9 yang gagal bisa menjadi bukti bahwa Chelsea kerap gagap saat merekrut pemain di lini depan.
Bagaimana, BolaSporter?
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Whoscored.com, Transfermarkt.co.uk |
Komentar