Tujuannya adalah membuat performa si kuda unggulan merosot sehingga kuda lain yang tak diunggulkan bisa menang.
Perilaku tersebut tentu mirip dengan terminologi "sepak bola gajah" yang populer dalam pembicaraan pencinta sepak bola Indonesia.
Kedua terminologi tersebut sama-sama bermakna menyebalkan sekaligus mencederai nilai utama dalam pertandingan olahraga, yaitu sportivitas, fair play, dan bermain untuk menang.
Lalu, mengapa ini semua terjadi?
Ekosistem "Bapuk" Sepak Bola Asia Tenggara
Suka tidak suka, sepak bola Asia Tenggara jauh tertinggal dibandingkan sub-region benua Asia lainnya.
Prestasi tim nasional atau klub-klub Asia Tenggara juga tak mentereng di kompetisi resmi bentukan FIFA atau AFC.
Di level Piala Dunia, belum ada satu pun negara ASEAN (Hindia Belanda tidak masuk dalam hitungan) yang berhasil lolos ke putaran final.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar