Sementara di level kelompok umur, Thailand baru bermain dalam dua edisi di Piala Dunia U-17 (1997 dan 1999), Indonesia (1979), Myanmar (2015), dan Vietnam (2017) sama-sama sekali tampil di level U-20.
Sementara di Piala Asia, prestasi terbaik negara-negara ASEAN terjadi saat Myanmar jadi runner-up turnamen edisi 1968.
Sementara di level klub, ASEAN hanya menyumbang dua gelar Liga Champions Asia (1993-94, 1994-1995) dan satu gelar Piala AFC (2015).
Pasalnya, bukan prestasi yang jadi masalah dasar sepak bola ASEAN, melainkan "integritas".
Eks-Head of Security FIFA, Chris Eaton, pernah menyindir Asia Tenggara yang kurang berkomitmen mengatasi masalah "korupsi olahraga" pada 2013.
“Jika Anda tidak fokus pada penipuan taruhan, maka Anda tidak akan dapat mengatasi korupsi olahraga dengan benar. Korupsi olahraga lahir dari penipuan taruhan, ini adalah siklus," kata Chris Eaton dilansir dari Reuters.
"Bisa juga bertaruh pada tiddlywinks (sejenis permainan anak-anak) atau pada lalat yang merayap di dinding."
“Tidak ada keinginan untuk mengatur rumah judi di Asia Tenggara. Terdapat kurangnya komitmen."
"Tanggung jawab mereka bukan hanya untuk menarik bisnis tetapi juga mengatur bisnis dengan benar,” kata Eaton.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar