BOLASPORT.COM - Karakter manajer tim, Alberto Puig, yang ambisius dianggap menjadi salah satu alasan penurunan prestasi Repsol Honda pada MotoGP belakangan ini.
Repsol Honda kehilangan taring setelah rangkaian hasil buruk pada MotoGP.
Sorotan negatif sudah tertuju kepada Honda sejak musim 2019.
Walau mencetak triple crown (tiga gelar dari kategori pembalap, tim, dan pabrikan), Honda dianggap terlalu Marquez-sentris dengan hanya Si Alien yang tampil kompetitif.
Pengaruh Marquez yang kelewat besar makin kentara ketika juara dunia delapan kali tersebut absen panjang karena cedera parah pada musim berikutnya.
Dalam tiga musim terakhir, ketergantungan terhadap Marquez masih terlihat. Walau masih cedera, pria asal Cervera itu masih menjadi satu-satunya pembalap Honda yang bisa menang.
Selain itu masih ada beberapa keputusan Honda yang dipertanyakan.
Masih seputar Marquez, langkah Honda mengizinkan Marquez kembali ke lintasan beberapa hari setelah operasi lengan kanan pada 2020 dianggap sebagai penyebab musibah panjang sang pembalap.
Alberto Puig dianggap sebagai biang keroknya. Demikian pendapat Manolo Burillo, mantan manajer yang membawa Sito Pons menjuarai GP250 dua kali pada tahun 1980an.
Baca Juga: Tanpa Marc Marquez, Test Rider Honda Akui Kehilangan Arah Pengembangan RC213V
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar