Musim 2017 pada akhirnya bisa dibilang sebagai musim terbaik Dovizioso di kelas para raja.
Dovizioso mencetak enam kemenangan, rekor terbanyak sepanjang karier, dan memaksa Marc Marquez bersaing untuk gelar juara hingga seri terakhir musim itu.
Sebagai perbandingan, sebelumnya Dovizioso cuma menang dua kali pada MotoGP yaitu pada GP Inggris 2009 dan GP Malaysia 2016.
Lebih Gahar Saat Jadi Kuda Hitam
Secara kebetulan, performa kuat Andrea Dovizioso justru keluar ketika dia sama sekali tidak diperhitungkan.
Pada 2017 Dovizioso berada di bawah bayang-bayang rivalnya, Jorge Lorenzo, yang direkrut Ducati sebagai pembalap nomor satu.
Status juara dunia lima kali membuat Lorenzo tak hanya mendapat bayaran besar tetapi juga privilese referensi dalam pengembangan Desmosedici GP.
Namun, Dovizioso sukses mengungguli Lorenzo hingga membuat Por Fuera turun kasta menjadi wingman pada akhir musim.
Musim berikutnya Dovizioso masih cukup kompetitif ketika Lorenzo mulai mengusik statusnya sebagai pembalap nomor satu di Ducati.
Menghadapi Lorenzo plus Marc Marquez yang kuat di kualifikasi, Dovi menaikkan levelnya dengan delapan kali start dari baris terdepan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar