Dia masih tampil habis-habisan pada empat lap tersisa. Margin dengan pembalap di belakangnya akhirnya melebar menjadi 15,212 detik saat dia finis.
Kemenangan Rossi makin mengesankan karena dia sebenarnya tidak membutuhkannya.
Gelar juara dunia MotoGP sudah dikunci pembalap asal Tavullia, Italia, tersebut pada balapan sebelumnya di Malaysia.
"Saya tidak punya masalah dengan poin, jadi saya menutup mata pada 10 lap terakhir," sambung Rossi.
"Saya tidak pernah tampil 100 persen sebelumnya. Mungkin hari ini pertama kalinya."
Love-hate Relationship Rossi dan Honda
Kalimat Rossi di atas tidak selamanya membuat dirinya diagung-agungkan.
Pasalnya, kedigdayaan Rossi dibarengi dengan munculnya anggapan bahwa kesuksesannya tidak terlepas dari superiornya motor Honda.
Baca Juga: MotoGP Australia, Mitos Akamsi, dan Rahasia Tikungan Raja Sleding Casey Stoner
Honda menjadi pabrikan terbaik di kelas para raja kala itu. Dari 1994 sampai 2003, hanya sekali Honda gagal merebut gelar juara.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar