BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP sekaligus pembalap penguji KTM, Dani Pedrosa membeberkan beberapa kelemahan KTM selama MotoGP musim 2022.
KTM musim ini berhasil mencetak sejarah dengan menjadikan tim pabrikan mereka sebagai runner-up di klasemen tim.
Hal tersebut berkat konsistensi dari dua pembalapnya Brad Binder dan Miguel Oliveira di atas RC16.
Sepanjang musim 2022, KTM berhasil mencatatkan dua kemenangan dan total lima podium sekaligus mengantarkan mereka menempati posisi keempat klasemen konstruktor.
Meski begitu, menurut Dani Pedrosa masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk musim depan.
Salah satu kelemahan KTM selama musim 2022, tidak mampu mendapatkan kecepatan yang kompetitif terutama pada sesi kualifikasi.
Hal tersebut yang membuat para pembalap KTM harus memulai balapan dari barisan tengah bahkan belakang.
"Ya, para pembalap tahu betul di mana letak kelemahan motor," ucap Pedrosa dikutip BolaSport.com dari Speedweek, Selasa (22/11/2022).
"Dan mengapa mereka merasa sulit untuk secara konsisten berada di depan di semua balapan dan mengapa terkadang mereka kesulitan di kualifikasi."
Baca Juga: Miliki Selera Humor yang Sama, Jack Miller Yakin Cepat Nyetel dengan Brad Binder
Meski sudah mengetahui letak kekurangan RC16, salah satu kendala yang dialami oleh KTM selama ini belum menemukan cara untuk menerjemahkan apa yang dirasakan oleh pembalap agar lebih mudah dipahami oleh para mekanik.
Oleh sebab itu KTM mencoba mengembangkan strategi yang berbasis data, agar apa yang dirasakan pembalap bisa dipahami oleh para mekanik.
"Tapi tidak mudah untuk memberikan gambaran masalah pengendara kepada teknisi karena mereka tidak mengendarai motor," ucap Pedrosa.
"Mereka tidak tahu secara langsung apa yang terjadi pada pengemudi di lereng dan seperti apa solusinya di masa depan."
"Itulah mengapa Direktur Teknis MotoGP kami, Fabiano Sterlacchini, telah berupaya mengembangkan strategi berbasis data."
"Sehingga para insinyur, melalui angka-angka, dapat lebih memahami apa yang dipertaruhkan, informasi apa yang disampaikan oleh pengendara dan motornya."
Selain beberapa poin di atas, Pedrosa menyebutkan bahwa banjuga menjadi kelemahan pada motor KTM.
Baca Juga: Yamaha Belum Pikirkan Tim Satelit, Beban Fabio Quartararo Langgeng Sampai 2024
Jika dibandingkan dengan Ducati yang menjadi pabrikan tersukses musim ini, jelas KTM dalam hal ini masih kalah jauh.
"Jika kita melihat kembali dua tahun terakhir, kualifikasi seringkali menjadi titik lemah bagi kami," ucap Pedrosa.
"Karena Anda bisa melihat bahwa lebih mudah bagi pembalap Ducati untuk melaju lebih cepat dengan ban baru yang lembut."
"Alhasil, mereka menempatkan kedelapan Ducati jauh di depan di grid. Lebih sulit bagi tim yang tersisa untuk berada di depan di grid."
"KTM mudah dikendalikan dan dikelola dengan ban bekas. Tapi dengan ban baru kami tidak bisa melakukan perbaikan besar-besaran."
"Titik lemah ini menghalangi kami untuk mencapai posisi awal depan," ucap Pedrosa.
Baca Juga: Fabio Quartararo Masih Kecewa, Yamaha Menuju Jurang Medioker pada MotoGP 2023?
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar