Di luar rekor sebagai satu-satunya pemain yang meraih 3 trofi Piala Dunia, karier Pele berlangsung ketika dunia sepak bola zaman bahela lebih sukar dilakoni.
Tantangan serbasulit itu hadir dalam rupa kualitas permainan, teknologi, infrastruktur, hingga regulasi yang belum mendukung seperti sekarang.
"Bola sepak dan sepatu zaman dulu dibuat dari kulit asli dan dalam setiap tendangan, Anda bisa mendengar lenguhan terakhir dari hewan yang dikuliti tersebut," kata penulis Brasil, Ruy Castro, dalam bukunya, Os Gratos do Brasil.
"Mereka (sepatu) sangat kasar dan berat, dan dengan rumput yang basah, sepatu jadi dua kali lebih berat dari semula," lanjutnya.
Bandingkan dengan teknologi serbamodern yang berkembang zaman sekarang saat sepatu pesepak bola dibikin seringan mungkin guna mendukung akselerasi dan eksekusi pemain.
Teknologi bola sepak yang memanjakan para penyerang juga didukung kondisi lapangan yang terus diperbagus guna menunjang performa mereka.
Sementara itu, di zaman Pele, usaha pemain buat mencetak gol jauh lebih sulit.
Lapangan kala itu dikritik rata-rata masih seperti ladang kentang dan tanah peternakan dengan banyak lubang di mana-mana.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | AS.com, FIFA.com |
Komentar