Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pele atau Lionel Messi, Ini Alasan Kenapa Sang Raja Disebut Paling Layak Jadi GOAT Sejati

By Beri Bagja - Minggu, 1 Januari 2023 | 10:00 WIB
Pele dan Lionel Messi dalam acara penganugerahan FIFA di Zurich, Swiss (9/1/2012).
FRANCK FIFE/AFP
Pele dan Lionel Messi dalam acara penganugerahan FIFA di Zurich, Swiss (9/1/2012).

BOLASPORT.COM - Terdapat opini yang mengungkapkan alasan Pele lebih layak disebut GOAT daripada Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Setelah Pele meninggal dunia, perdebatan mengenai sosok GOAT (Greatest of All Time) alias predikat pemain terbaik sepanjang masa ternyata belum usai.

Hal ini terutama menyusul kesuksesan Lionel Messi menjuarai Piala Dunia 2022 bareng timnas Argentina.

Debat itu belum menghitung kehadiran Diego Maradona dan Cristiano Ronaldo yang kerap masuk bursa sebagai GOAT versi penggemar pada generasi masing-masing.

Selepas kejayaan Lionel Messi menyamai prestasi Maradona membawa negaranya juara dunia, adu opini mengerucut kepada dua nama sebagai GOAT sejati di mata fan: Pele atau Messi?

Dalam beberapa aspek, Lionel Messi memang sudah mampu mengungguli Pele.

Contoh keunggulan itu di antaranya jumlah gol total di Piala Dunia (Messi 13 gol, Pele 12) hingga gol kompetitif sepanjang karier menurut data FIFA (Messi 798 gol, Pele 757).

Baca Juga: Pele Meninggal Dunia, Disemayamkan 24 Jam di Tengah Lapangan Stadion Santos FC

Soal trofi Ballon d'Or, Lionel Messi juga menjadi rajanya di kolong langit dengan 7 gelar.

Lantaran penganugerahan top versi majalah France Football itu awalnya cuma diberikan kepada pemain asal Eropa (dan perkembangannya untuk pemain dari negara mana pun yang berkarier di klub Eropa), Pele tidak pernah meraihnya secara resmi.

Dia tak pernah membela klub asal Benua Biru sepanjang kariernya (1956-1977).

Hanya setelah France Football melakukan koreksi terhadap sistem dan kriteria pemberian gelar pada 2014 yang berlaku buat pemain non-Eropa, Pele akhirnya mendapatkan apresiasi setimpal.

Legenda timnas Brasil bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento diakui berhak memenangi trofi pemain terbaik untuk edisi 1958, 1959, 1960, 1961, 1963, 1964, dan 1970, untuk bersanding dengan pemenang Ballon d'Or yang orisinal.

Pele sampai dibuat menangis haru dalam seremoni yang diadakan France Football 8 tahun silam.

"Saya berjanji kepada keluarga bahwa saya tak akan menangis, tetapi ini terlalu mengharukan. Saya berterima kasih kepada Tuhan yang memberikan kesehatan sehingga saya bisa bermain bertahun-tahun lamanya," kata legenda beralias Sang Raja, waktu itu.

"Saya tidak bermain sendiri. Semua yang saya menangi diraih bersama teman-teman."

"Orang-orang mengingat para pemain, tetapi kita tak boleh melupakan siapa yang menyiapkan sepatu, fisioterapis, ahli pijat, saya membagi gelar ini dengan kalian semua," imbuh pria kelahiran 23 Oktober 1940, dikutip BolaSport.com dari As.

Pele saat berpose dengan medali juara timnas Brasil. Pele meninggal dunia pada Kamis (29/12/2022) di Sao Paulo dalam usia 82 tahun.
CAIO LEAL/AFP
Pele saat berpose dengan medali juara timnas Brasil. Pele meninggal dunia pada Kamis (29/12/2022) di Sao Paulo dalam usia 82 tahun.

Setelah koleksi trofi individu mereka versi Ballon d'Or berimbang, ada alibi lain yang memperkuat status Pele lebih baik dari Lionel Messi ataupun Ronaldo.

Di luar rekor sebagai satu-satunya pemain yang meraih 3 trofi Piala Dunia, karier Pele berlangsung ketika dunia sepak bola zaman bahela lebih sukar dilakoni.

Tantangan serbasulit itu hadir dalam rupa kualitas permainan, teknologi, infrastruktur, hingga regulasi yang belum mendukung seperti sekarang.

Baca Juga: Rakyat Argentina Pesta Juara Piala Dunia 2022, Lionel Messi cs Wujudkan Ramalan Diego Maradona 5 Tahun Silam 

"Bola sepak dan sepatu zaman dulu dibuat dari kulit asli dan dalam setiap tendangan, Anda bisa mendengar lenguhan terakhir dari hewan yang dikuliti tersebut," kata penulis Brasil, Ruy Castro, dalam bukunya, Os Gratos do Brasil.

"Mereka (sepatu) sangat kasar dan berat, dan dengan rumput yang basah, sepatu jadi dua kali lebih berat dari semula," lanjutnya.

Bandingkan dengan teknologi serbamodern yang berkembang zaman sekarang saat sepatu pesepak bola dibikin seringan mungkin guna mendukung akselerasi dan eksekusi pemain.

Teknologi bola sepak yang memanjakan para penyerang juga didukung kondisi lapangan yang terus diperbagus guna menunjang performa mereka.

Sementara itu, di zaman Pele, usaha pemain buat mencetak gol jauh lebih sulit.

Legenda timnas Brasil, Pele, memeluk erat Amarildo setelah jadi pahlawan kemenangan di Piala Dunia 1962.
TWITTER.COM/ANTIQUEFOOTBALL
Legenda timnas Brasil, Pele, memeluk erat Amarildo setelah jadi pahlawan kemenangan di Piala Dunia 1962.

Lapangan kala itu dikritik rata-rata masih seperti ladang kentang dan tanah peternakan dengan banyak lubang di mana-mana.

Baju pemain pun tidak berteknologi dry fit seperti sekarang dan jika mereka berkeringat, kostum akan beberapa kali terasa lebih berat di badan, rasanya seperti menggendong teman saat berlari.

Bayangkan kesulitan pesepak bola jika harus melakukan sprint atau menyambut bola udara dengan kondisi seperti itu.

Baca Juga: Piala Dunia 2026 Diikuti 48 Negara, Seperti Berkah dari Surga bagi Tim Afrika

Hal lain yang mendukung alasan Pele bahwa sepak bola zaman dulu lebih sulit ialah regulasi yang memungkinkan para pemain lawan berbuat kasar dengan segala cara guna menghentikannya.

Pele mulai bermain pada 1956 dan FIFA tidak menerapkan aturan pemberian kartu hingga Mei 1970 sehingga kecenderungan seorang pemain lincah seperti dia dilanggar kasar lawan sangat tinggi.

Kabarnya, taktik utama tim yang menghadapi Santos (klubnya Pele) atau timnas Brasil adalah mengincar sang pemain nomor 10 dengan atau tanpa bola.

Bayangkan apa yang dilakukan Pele di lapangan selama 15 tahun melawan pemain musuh tanpa kartu kuning dan kartu merah bagi yang melanggarnya.

Oleh karena itu, lantaran setiap zaman memiliki tantangannya masing-masing, ucapan Carlo Ancelotti mengenai debat soal GOAT barangkali lebih bisa diterima.

"Apakah Messi yang terbaik sepanjang masa? Saya tidak tahu karena selalu ada pemain yang kuat di setiap generasi," ujar pelatih Real Madrid.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : AS.com, FIFA.com
Komentar (2)
tidak dpt dibandingkan kedua pemain tersebut di era lampau ya setuju pele pemain terbaik dunia dan di era moderen tdk ada lain selain messi.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
25
60
2
Arsenal
25
53
3
Nottm Forest
25
47
4
Man City
25
44
5
Bournemouth
25
43
6
Chelsea
25
43
7
Newcastle
25
41
8
Fulham
25
39
9
Aston Villa
25
38
10
Brighton
25
37
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Real Madrid
24
51
2
Atlético Madrid
24
50
3
Barcelona
23
48
4
Athletic Club
23
44
5
Villarreal
24
41
6
Rayo Vallecano
23
35
7
Osasuna
24
32
8
Real Sociedad
23
31
9
Girona
24
31
10
Mallorca
23
31
Klub
D
P
1
Napoli
25
56
2
Inter
24
54
3
Atalanta
25
51
4
Lazio
25
46
5
Juventus
24
43
6
Fiorentina
24
42
7
Milan
24
41
8
Bologna
24
41
9
Roma
24
34
10
Udinese
24
30
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X