Dengan Bagnaia vs Quartararo misalnya, tidak banyak momen dogfight yang intens di antara mereka, termasuk dalam empat balapan di mana mereka finis 1-2
Pada akhirnya rivalitas tidak bisa direncanakan dan memang sebaiknya tidak demikian.
Akan tetapi, justru di sinilah seorang Enea Bastianini hadir sebagai sosok antagonis yang tak terduga.
Tahun lalu mantan pembalap Gresini ini membawa gairah sosok kuda hitam ketika beberapa kali mengganggu kemapanan Bagnaia sebagai pembalap nomor satu Ducati.
Bastianini mendobrak anggapan bahwa sebagai pembalap tim satelit dia seharusnya membantu perjuangan Bagnaia dalam merebut gelar juara.
Bestia cuek. Pun saat dia dibayang-bayangi perasaan geregetan dari petinggi Ducati. Titel musim lalu memang sangat penting bagi pabrikan yang sudah 15 tahun menanti.
Detak jantung bos Ducati meninggi saat Bastianini dan Pecco berlomba hampir beriringan pada GP Prancis, GP San Marino, GP Aragon, GP Jepang, dan GP Malaysia.
"Mungkin saya pembalap yang paling mengganggunya, karena saya orang Italia (juga)," kata Bastianini setelah kemenangannya di GP Prancis, dilansir dari GPOne.com.
"Saya membaca bahwa dia ingin terus memiliki Jack Miller sebagai rekan setim, mungkin saya memberi tekanan kepadanya saat dia melihat saya berada di dekatnya."
Baca Juga: Bangkitkan Nomor 1 di MotoGP Jadi Penghormatan Francesco Bagnaia untuk Para Juara
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar