BOLASPORT.COM - Tim balap besutan Valentino Rossi turut disinggung dalam pembelaan tentang dominasi Ducati dalam distribusi motor ke tim satelit MotoGP 2023.
Seperti diketahui, sejak tahun lalu Ducati memberi dukungan kepada tiga tim independen yaitu Pramac Racing, VR46, dan Gresini Racing.
Ditambah dengan dua pembalap reguler di tim pabrikan Ducati Lenovo, ada delapan penunggang Desmosedici GP yang berbaris di grid setiap kali lomba berlangsung.
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Valentino Rossi Gagal Selamatkan Franco Morbidelli, Yamaha Pilih Alex Rins
Sebagai perbandingan, tiga pabrikan lain yaitu Honda, KTM, dan Aprilia hanya memberi support ke 1 tim satelit. Adapun Yamaha "menjomblo" dengan hanya menurunkan tim pabrikan.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Ducati memasok motor ke lebih dari dua tim satelit.
Pada 2018 mereka juga memiliki tiga tim independen yang menjadi partner yaitu Pramac, Avintia, dan Aspar.
Hanya saja, tahun ini Ducati tak hanya menang banyak dalam jumlah motor di lintasan tetapi juga mendominasi persaingan karena banyaknya pembalap mereka yang bersaing di depan.
Dari delapan pembalap motor Ducati yang berlomba musim ini, enam di antaranya sudah berhasil mencetak podium.
Tidak ada satu pun balapan di mana pembalap Ducati absen dari posisi tiga besar.
Ini termasuk kemenangan grand prix yang diraih tiga pembalap berbeda dari pabrikan asal Borgo Panigale yaitu Francesco Bagnaia (4 kali), Marco Bezzecchi (2), dan Jorge Martin (1).
Alhasil, cibiran "Ducati Cup" pun melekat ke MotoGP saat ini karena pabrikan lain kesulitan dalam menandingi lesatan Francesco Bagnaia dkk.
Klasemen Konstruktor MotoGP 2023 hingga Seri Ke-8 | ||||||
POS | PABRIKAN | POIN | PODIUM | KEMENANGAN | ||
SPRINT | BALAPAN | SPRINT | BALAPAN | |||
1 | Ducati | 285 | 16 | 18 | 6 | 7 |
2 | KTM | 153 | 4 | 2 | 2 | 0 |
3 | Aprilia | 121 | 0 | 2 | 0 | 0 |
4 | Honda | 89 | 3 | 1 | 0 | 1 |
5 | Yamaha | 82 | 1 | 1 | 0 | 0 |
Ujung-ujungnya muncul gagasan agar ada pembatasan jumlah tim satelit bagi setiap pabrikan.
CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, pernah mengungkapkan bahwa idealnya setiap pabrikan memiliki 1 tim satelit.
Hal itu kembali diamini Presiden IRTA, Herve Poncharal. IRTA merupakan asosiasi tim-tim balap di MotoGP.
"Skenario idealnya adalah kejuaraan dengan 24 pembalap," ujar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Tim Tech3 kepada Motorsport-Total.
"Enam pabrikan dan semuanya punya sebuah tim satelit."
MotoGP belum bisa mewujudkannya sampai musim ini.
Pun saat Suzuki masih ada, raksasa otomotif asal Hamamatsu ini dan Aprilia menjadi dua pabrikan yang tampil sendirian dengan tim pabrikan di MotoGP.
Tahun ini giliran Yamaha yang mengalaminya karena tim satelit mereka musim lalu yaitu RNF memilih membelot ke Aprilia yang menjanjikan proyek lebih jelas.
Poncharal menyebutnya sebagai pasar bebas. Setiap tim independen berhak untuk menentukan dengan pabrikan mana mereka akan bergabung.
Prinsip ini pula yang membuat Poncharal tidak memiliki keluhan dengan ketimpangan jumlah tim satelit Ducati dengan pabrikan lain.
"Saya menyukai kebebasan dan pasar bebas," tukas Poncharal.
"Beberapa orang mengatakan delapan Ducati terlalu banyak dan mereka mematikan kejuaraannya. Tapi, setiap tim satelit bisa memilih apa yang mereka mau."
Baca Juga: Gara-Gara Larangan, Bocah Ajaib Pedro Acosta Hadapi Kendala Ulangi Sejarah Langka Valentino Rossi
"Anda tidak bisa mendiktenya."
Poncharal lantas mengambil contoh Gresini dan VR46, dua tim independen yang baru bergabung dengan Ducati pada 2022.
Baik Gresini dan VR46 sempat dikaitkan dengan pabrikan lain.
Gresini mendapatkan penawaran dari Aprilia yang menumpang skuad mereka sebelum akhirnya menjadi tim pabrikan seutuhnya.
Adapun VR46 mereka telah dihubung-hubungkan dengan berbagai pabrikan karena nama besar pemilik tim yaitu Valentino Rossi. Barangkali hanya minus Honda.
Yamaha tentunya menjadi pabrikan yang santer dikaitkan dengan VR46 karena relasi panjang dengan The Doctor yang kini menjadi brand ambassador bagi mereka.
Bahkan ketika kontrak VR46 dengan Ducati masih berjalan sampai 2024, ada selentingan bahwa Pabrikan Garpu Tala berniat untuk membajak.
Akan tetapi, Poncharal menegaskan bahwa keputusan tetap ada di tangan tim.
Adalah tugas pabrikan untuk meyakinkan tim agar mau bergabung dengan bukti performa apik di lintasan dan jaminan dukungan yang mumpuni.
Baca Juga: Marc Marquez Tertinggi Lagi di Statisik Kecelakaan MotoGP, tapi Ada yang Tidak Beres Kali Ini
Alasan ini pula yang mendasari Poncharal untuk memindahkan timnya dari Yamaha ke KTM pada 2019 setelah dua dekade bekerja sama.
"Gresini mendapatkan tawaran dari Aprilia tetapi mereka ingin bergabung ke Ducati," tutur salah satu figur senior di paddock MotoGP itu.
"Beberapa orang bilang VR46 seharusnya pindah ke Yamaha, tetapi kita cuma perlu bertanya Marco Bezzecchi dan Luca Marini. Apakah mereka mau?"
"Saya bersama Yamaha selama 20 tahun. Saat saya pindah, saya menyukai karakter Stefan Pierer, Hubert Trunkenpolz, Pit Beirer, dan seterusnya."
"Ya, motornya belum begitu bersaing. Saya pindah karena ingin bekerja sama dengan orang-orang ini. Mereka menginginkan tim satelit dan mendukung secara penuh."
"Itu penting bagi mereka. Gresini, VR46, dan Pramac bersama Ducati karena mereka mendapatkan kesepakatan terbaik dalam hal performa dan dukungan."
Hubungan VR46 dengan Ducati makin erat.
Tim yang bermarkas di Tavullia tersebut mampu tampil kompetitif hingga mencetak kemenangan hanya dalam musim kedua mereka di kelas para raja.
Keberhasilan VR46 mengorbitkan Bezzecchi pun mendapatkan apresiasi dari Ducati berupa rencana untuk memberi dukungan motor pabrikan kepadanya.
Baca Juga: Tolak Pemberian Hak Istimewa, Ducati dan Pabrikan Eropa Disentil Utang Budi ke Honda dan Yamaha
Di sisi lain, Yamaha masih kepayahan. Pembalap sekaliber Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli pun kesulitan untuk sekadar konsisten bersaing di grup terdepan.
Bezzecchi pun mengungkapkan bahwa dia lebih berharap VR46 bertahan bersama Ducati usai kemenangannya pada MotoGP Argentina.
"Saya merasa nyaman dengan Ducati sejak awal. Mereka sangat mendukung kami, itulah kenapa mereka pantas mendapatkannya," ujar Bezzecchi, dikutip dari Speedweek.
"Karena mereka juga pabrikan Italia, bagi saya lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan mereka."
"Saya menyukai etos kerja mereka dan terutama cara mereka menangani pembalap debutan. Mereka sangat membantu kami sebagai sebuah tim."
"Itulah kenapa saya berharap tim ini akan bertahan dengan Ducati. Akan tetapi, ini masih terlalu dini, saat ini saya hanya ingin berlomba.
Direktur Tim VR46, Alessio Salucci, menegaskan bahwa pihaknya menghormati kontrak dengan Ducati.
Sahabat Rossi itu membuka pintu bagi pabrikan pada 2025. Akan tetapi, ekspektasinya terhadap calon induk anyar tidak berubah.
"Tentunya, kami akan melihat sekeliling pada 2025 dan memilih motor yang paling sesuai dengan proyek kami," ujar pria yang akrab disapa Uccio.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport-total.com, Speedweek.com |
Komentar