"Bagi saya, Pecco telah melakukan pekerjaan luar biasa di momen sulit di seri MotoGP karena besarnya tekanan dan banyaknya pembalap yang mampu menang," kata Stoner.
Bagnaia bangkit dari defisit 91 poin untuk mengungguli juara bertahan saat itu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) meraih gelar Juara Dunia MotoGP 2022 pada balapan terakhir musim tersebut di Valencia, Spanyol.
"Di Valencia adalah pertama kalinya saya merasakan beban yang sangat besar di pundak saya," aku Bagnaia.
"Sudah 15 tahun tanpa gelar. Saya merasakannya."
Stoner berkata: "Semuanya terjadi pada saat itu. Itu harus berjalan dengan benar."
Bagnaia: "Sangat mudah untuk melakukan kesalahan. Saya tidak bisa maju ke depan dan menjauh, kecepatan saya tidak cukup."
"Kami membuat strategi untuk memblokir Fabio. Saya melakukan sedikit hal, tetapi balapan itu adalah mimpi buruk!" ujar Bagnaia.
Bagnaia yang finis kesembilan dan Quartararo keempat, cukup untuk memberikan gelar pertamanya bagi pembalap Italia itu.
Itu adalah momen bersejarah. Gelar pertama Ducati sejak 2007,dan yang pertama bagi pembalap Italia sejak Valentino Rossi pada 2009.
Stoner mengingat kembali perasaannya yang tertekan pada balapan yang menentukan pada 2007.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar