BOLASPORT.COM - AC Milan kembali menampilkan wajah ganas di Liga Champions dan membukukan rekor bersejarah usai mengalahkan Slovan Bratislava.
Pada awal musim ini AC Milan seolah memiliki dua wajah berbeda di pentas domestik dan kontinental.
Apabila di Serie A mereka masih dilanda inkonsistensi, performa I Diavolo justru lebih stabil di Liga Champions.
Terbaru, Selasa (26/11/2024), Milan mode Eropa meraih kemenangan di markas Slovan Bratislava.
Pada lakon matchday 5, anak asuh Paulo Fonseca menghajar wakil Slovakia dengan skor 3-2.
Gol-gol Milan dicetak Christian Pulisic, Rafael Leao, dan Tammy Abraham.
Slovan membalasnya cuma dua kali melalui gol Tigra Baseghyan dan assist-nya untuk Nino Marcelli.
Sebuah rekor bersejarah lahir untuk AC Milan.
Menurut data Opta, ini adalah kali pertama Rossoneri membukukan tiga kemenangan beruntun dengan mencetak minimal 3 gol di era Liga Champions.
Angka penuh di Bratislava menyusul kemenangan Milan atas Club Brugge 3-1 dan Real Madrid 3-1.
Istimewanya, hattrick tripoin tersebut diraih setelah mereka membuka kompetisi dengan kekalahan dobel dari Liverpool (1-3) dan Leverkusen (0-1).
Rangkaian tiga kemenangan di Liga Champions agak kontradiktif dengan performa Milan di Liga Italia.
Milan sudah dua pekan beruntun tak pernah menang.
Kegagalan menang di Cagliari akibat gol balasan di menit-menit akhir (3-3) diikuti penampilan membosankan ketika menjamu Juventus (0-0).
Wajar apabila anak asuh Fonseca disebut lebih nyaman dengan atmosfer Liga Champions ketimbang liga domestik sendiri.
"Kami menang dalam tiga pertandingan terakhir (di UCL), tiga kemenangan konsekutif," ujar Fonseca, dikutip BolaSport.com dari Tuttomercatoweb.
"Kami juga mencetak 9 gol. Saya pikir itu positif," kata pria asal Portugal yang menjalani musim debut menukangi AC Milan.
Tiada yang sempurna karena faktanya Milan masih susah payah meladeni klub yang kualitasnya jauh di bawah mereka.
Slovan bisa dibilang tim terlemah di Liga Champions musim ini.
Bersama Young Boys, klub yang diperkuat eks gelandang Milan, Juraj Kucka, sama-sama menelan lima kekalahan beruntun.
Posisi mereka memang setingkat di atas sang juru kunci, Young Boys, tapi Slovan pantas disebut paling rapuh karena memiliki angka kebobolan terbanyak dari semua kontestan (18 gol).
Karena itu, Fonseca juga menyadari performa pasukannya masih bisa terus diperbaiki sembari harus tetap menerima kritikan yang masuk.
"Melawan tim gurem, kami kesulitan. Performa Milan mengecewakan," kata jurnalis Luca Serafini kepada Milan TV.
"Bagaimanapun, Anda seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol karena selisih menjadi sangat penting."
"Alih-alih demikian, kami terlalu banyak kebobolan," tambahnya.
AC Milan menempati peringkat 14 di klasemen Liga Champions dari 5 partai, atau terpaut 6 tangga dari posisi aman lolos langsung ke fase gugur.
Rossoneri dalam situasi menguntungkan karena sisa tiga lawan yang akan mereka hadapi seharusnya di atas kertas lebih mudah.
Berurutan Milan menjamu Red Star Belgrade (11/12/2024) dan Girona (22/1/2025), plus sowan ke Dinamo Zagreb (29/1/2025).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tuttomercatoweb.com, OptaPaolo |
Komentar