Bagnaia mampu melakukan pengereman dalam jarak yang sangat sempit hingga sulit untuk disalip oleh rival-rivalnya.
Didukung kecepatan tinggi Ducati, Bagnaia makin digdaya di sirkuit yang menuntut akselerasi dan pengereman seperti Red Bull Ring di Austria atau Sepang di Malaysia.
Marquez tahu sendiri sulitnya untuk menyalip Bagnaia.
Salah satu duel epik antara mereka terjadi pada balapan GP Aragon 2021. Saat itu Marquez 'menyerang' Bagnaia sebanyak tujuh kali di sisa tiga lap tetapi selalu gagal.
Bagi Bagnaia, kuncinya adalah percaya dengan feeling pada bannya.
"Di antara para pembalap Ducati, saya pikir saya yang terbaik dalam pengereman di lintasan lurus," kata Bagnaia dalam interviu untuk Brembo.
"Itu memungkinkan saya untuk membawa kecepatan ke tikungan."
"Kita harus menaruh banyak energi pada ban depan, dengan risiko ban yang terkunci. Namun, kita harus mengatasinya untuk bisa mengerem dengan sangat keras."
Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tidak retak.
Mengambil risiko demi menciptakan keunggulan beberapa kali telah membuat Bagnaia merana, terutama dengan grip ban ban depan.
Pasalnya, selip pada ban depan lebih sulit untuk dicegah sehingga tak cuma sekali Bagnaia gagal finis karena low side crash.
Terakhir tentunya adalah ketika sprint GP Malaysia yang secara tidak langsung menutup kansnya untuk mencetak hattrick gelar juara.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Brembo.com, Speedweek.com |
Komentar