Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Media Korsel Sorot Hengkangnya Pratama Arhan Jadi Kegagalan K-League Menarik Pasar ASEAN: Gaji Mahal, Skill Pas-pasan

By Sasongko Dwi Saputro - Kamis, 2 Januari 2025 | 22:52 WIB
Bek sayap kiri timnas Indonesia, Pratama Arhan, sedang memegang bola bersiap melakukan lemparan ke dalam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Bek sayap kiri timnas Indonesia, Pratama Arhan, sedang memegang bola bersiap melakukan lemparan ke dalam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2024).

BOLASPORT.COM - Hengkangnya Pratama Arhan dari Suwon FC menarik perhatian media asal Korea Selatan, Nate.

Nate menyoroti kebijakan K-League (liga profesional Korea Selatan) yang memperkenalkan kuota untuk pemain Asia Tenggara pada 2020

Korea Selatan membuka kuota ini untuk mengincar pasar di Asia Tenggara.

Beberapa pemain mulai direkrut untuk memperluas pasarnya ke Asia Tenggara

Indonesia sendiri mengirim dua nama ke Korea Selatan.

Asnawi Mangkualam jadi nama pertama yang mendarat di Liga Korea Selatan dengan tampil di Ansan Greeners dan Jeonnam Dragons selama tiga musim.

Asnawi Mangkualam sukses membuktikan dirinya sebagai pilihan utama selama berkarier di Korea Selatan.

Namun, sejak awal 2024, pemain 25 tahun tersebut hengkang ke klub elit Liga Thailand, Port FC.

Baca Juga: Hasil Final ASEAN Cup 2024 - Brace Striker Kelahiran Brasil Bungkam Thailand, tapi Vietnam Belum Bernapas Lega

 

Pratama Arhan jadi nama kedua pemain Indonesia yang tampil di Liga Korea Selatan dengan mendarat di Suwon FC.

Sayang, Arhan gagal bersinar di Liga Korea Selatan seperti pendahulunya.

Pemain 23 tahun tersebut hanya main dua kali dalam dua musim di Korea Selatan.

Kegagalan Pratama Arhan juga jadi akhir dari era kuota Asia Tenggara di kompetisi profesional di Korea Selatan.

Mulai 2025, K-League sudah menghapus sepenuhnya regulasi kuota khusus untuk pemain dari Asia Tenggara.

Kisah Pratama Arhan juga dihubung-hubungkan dengan kegagalan kisah kuota Asia Tenggara di Liga Korea Selatan.

Menurut Nate, para pemain Asia Tenggara dinilai memiliki skill di bawah standar.

Selain itu, skill para pemain Asia Tenggara tidak mampu bermain dengan intensitas pertandingan di banyak pertandingan.

Baca Juga: Ketum PSSI Erick Thohir Langsung Dicecar Netizen Usai Diisukan Cari Pelatih Baru Buat Timnas Indonesia

Alhasil tidak ada keuntungan untuk merekrut para pemain Asia Tenggara bagi tim-tim Korea Selatan, selain penambahan follower sosial media milik mereka.

"Alasan kegagalan pemasaran di Asia Tenggara adalah karena keterampilan sebagian besar pemain berada di bawah standar," tulis Nate.

"Karena skill mereka yang kurang bagus untuk bermain dalam permainan."

"Tidak ada pengaruh pemasaran yang signifikan kecuali peningkatan jumlah pengikut di media sosial klub saat pertama kali bergabung dengan tim," lanjutnya.

Salah satu petinggi klub di Korea Selatan juga mengeluhkan gaji para pemain Asia Tenggara.

Menurutnya, rata-rata gaji para pemain Asia Tenggara ada di kisaran 200 juta won atau 2 miliar rupiah.

Angka ini juga dinilai sangat mahal. Hal tersebut membuat tim-tim Korea Selatan memilih merekrut para pemain dari Amerika Latin atau Eropa Timur.

Selain itu, penambahan follower di sosial media juga tidak membuat jersi mereka diminati publik Asia Tenggara. Harga yang terlalu tinggi jadi penyebab utama.

“Pemasaran di Asia Tenggara tidak hemat biaya. Gaji tahunan pemain kompetitif Asia Tenggara setidaknya 200 juta won, jadi lebih baik mencari pemain dari Amerika Selatan atau Eropa Timur untuk mendapatkan uang tersebut," ujar salah satu pengurus klub Korea Selatan yang tidak mau disebut namanya ke Nate.

"Di J-League (Jepang), pemasaran Asia Tenggara sukses berkat pemain seperti Chanathip Songkrasin dan Thirathorn Boonmatan (keduanya dari Thailand) yang memainkan lebih dari 20 pertandingan di liga. Tidak ada pemain Asia Tenggara sekaliber itu di K-League, dan sulit untuk mendatangkan mereka."

"Saat kami melakukan pemasaran di Asia Tenggara, tidak banyak penggemar Asia Tenggara yang tinggal di Korea. Harga seragam pemain dan barang-barang juga memberatkan fans di Asia Tenggara, jadi sebenarnya pendapatan klub juga kecil."

"Jumlah pengikut sosial media yang meningkat pesat dalam jangka pendek juga tidak berarti banyak," lanjutnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Bagas Reza
Sumber : nate

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
19
46
2
Arsenal
20
40
3
Nottm Forest
19
37
4
Chelsea
20
36
5
Newcastle
20
35
6
Man City
20
34
7
Bournemouth
20
33
8
Aston Villa
20
32
9
Fulham
20
30
10
Brighton
20
28
Klub
D
P
1
Persebaya
17
37
2
Persib
15
35
3
Persija Jakarta
17
31
4
Arema
17
28
5
Bali United
16
27
6
PSM
16
27
7
Persik
17
27
8
Borneo
17
26
9
PSBS Biak
17
25
10
Dewa United
17
25
Klub
D
P
1
Real Madrid
19
43
2
Atlético Madrid
18
41
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Napoli
19
44
2
Atalanta
18
41
3
Inter
17
40
4
Lazio
18
35
5
Juventus
18
32
6
Fiorentina
18
32
7
Bologna
17
28
8
Milan
17
27
9
Udinese
19
25
10
Torino
19
21
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X