"Tujuan dilakukan audit untuk membuktikan transparansi keuangan yang terjadi selama Piala Presiden 2019 bergulir. Ini sesuai dengan perintah Presiden RI Joko Widodo yang ingin semua terbuka. Kami juga ingin meningkatkan ekonomi kerakyatan," kata Maruarar.
Dengan audit menggandeng pihak ketiga, aliran dana Piala Presiden 2019 akan jelas juntrungannya. Pun demikian dengan uang tiket yang didapatkan dari hasil final dua leg tersebut.
Semangat transparansi dan keterbukaan ini menjadi indikasi positif bagi persepakbolaan nasional yang sebelumnya tak pernah didapatkan di kompetisi resmi. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tak pernah membuka catatan keuangan mereka kepada publik setelah musim Liga 1 berakhir.
Memang PT LIB biasanya membagikan laporan keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada perwakilan klub-klub Liga 1 yang hadir. Namun, akan lebih baik jika PT LIB, selaku operator kompetisi resmi di Indonesia, merilis laporan keuangannya secara terbuka kepada publik.
Dengan begitu kepuasan publik bisa meningkatkan bisnis PT LIB itu sendiri, sekaligus untuk membangun trust masyarakat kepada PT LIB maupun PSSI.
PERSEBAYA DAN AREMA DIJODOHKAN PIALA PRESIDEN
Piala Presiden 2019 menggunakan sistem yang sama seperti edisi sebelumnya. Ada lima kota tuan rumah yang akan menggelar laga-laga fase grup dari Grup A sampai E. Kelima kota tersebut adalah Bandung (Grup A), Bekasi (Grup B), Magelang (Grup C), Sleman (Grup D), dan Malang (Grup D).
Seperti jodoh yang dipertemukan di Piala Presiden 2019, Persebaya Surabaya dan Arema FC akhirnya berjumpa meski awalnya dipisahkan. Karena alasan keamanan, kedua tim dimainkan berjauh-jauhan di fase grup. Persebaya Surabaya di kelompok pertama alias Grup A sedang Arema FC di grup terakhir, Grup E.
Sebelum drawing fase grup Piala Presiden 2019 digelar pada 18 Februari, Persebaya sudah mendapat tempat bermain di Bandung.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar