Baca Juga : Persebaya Surabaya Vs Arema FC - Bonek Janji Tak Ada Lagu Rasialis
"Karena kita tahu bagaimana rivalitasnya, Persebaya akan main di Bandung. Nanti ada drawing. Kemungkinan Persebaya main di Bandung karena melihat kondisi keamanan," kata Gatot Widakdo, Direktur Media dan Promosi Digital PSSI, Kamis (14/2/2019).
Tak hanya di fase grup, Persebaya dan Arema FC pun berjauhan saat drawing babak 8 besar. Persebaya lolos sebagai juara Grup A, sementara Arema FC jadi salah satu runner-up terbaik. Di babak 8 besar Persebaya bersua Tira-Persikabo pada perempat final 1, sedangkan Arema FC menghadapi Bhayangkara FC di perempat final 4.
Meski berjauh-jauhan, namanya jodoh tetap bakal bertemu. Persebaya dan Arema FC akhirnya berhadap-hadapan di partai final Piala Presiden 2019. Persebaya melenggang ke final usai mengalahkan Madura United di semifinal dengan agregat 4-2. Pun demikian dengan Arema FC yang menjejakkan kaki di partai puncak usai menggilas Kalteng Putra 6-0 secara agregat.
Final ideal pun tercipta, dua tim besar sekaligus rival bebuyutan bertemu di laga pamungkas, Persebaya vs Arema FC.
Final dengan format 2 leg menjadi pilihan paling logis melihat ketegangan antarsuporter yang dipantik ulah oknum tak bertanggung jawab. Pada babak 8 besar Arema FC vs Bhayangkara di Stadion Patriot, oknum suporter terdengar menyanyikan lagu bernada rasialis kepada suporter Persebaya, Bonek. Aksi tersebut sampai mendapat kecaman dari kapten Arema, Hamka Hamzah.
"Seharusnya lagu itu itu tidak ada lagi di dunia persuporteran yang saling mengejek. Walaupun Aremania suporter tim saya sendiri, tapi kalau memang tidak bagus, ya, harus kami tegur," kata Hamka Hamzah selepas pertandingan.
Memutuskan menggelar partai kandang dan tandang di final sejak awal penyelenggaraan merupakan langkah yang visioner karena sejak awal mengantisipasi pertemuan rival bebuyutan. Sebab, mempertemukan Bonek dan Aremania dalam satu stadion dengan kondisi seperti ini rasanya jadi keputusan yang kurang bijak.
Alih-alih menikmati pertandingan sebagai sajian utama, kericuhan antarsuporter malah bisa jadi hidangan yang lebih “panas”. Tentu saja penyelenggaraan laga kandang dan tandang juga harus diikuti larang untuk suporter agar tidak melawat ke kandang lawan.
Baca Juga : Panpel Arema FC Terapkan Sistem Pengamanan Tingkat Tinggi Kepada Persebaya
Memang kalangan suporter yang sering bertikai seharusnya sudah mulai mendewasakan diri dan duduk bersama menjalin keakraban dengan suporter lain. Hal itu semata-mata demi membangun sepak bola nasional dengan modal persatuan dan fair play.
Bayangkan betapa indahnya menyaksikan Bonek dan Aremania duduk berdampingan di tribune, atau The Jakmania yang menjamu Bobotoh dengan kekeluargaan di SUGBK. Jangan sampai ada nyawa yang terbuang sia-sia lagi karena bentrokan jadi korban bentrokan antarsuporter.
Itu bukan hal yang mustahil diwujudkan suatu saat nanti. Namun sebelumnya perlu wadah pembinaan bagi suporter dengan melibatkan klub-klub agar tercipta sinergitas. Tapi saat ini, agaknya kita belum siap untuk itu. Jadi daripada ada korban berjatuhan lagi, mending melakukan antisipasi, bukan?
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar