BOLASPORT.COM - Klub-klub mulai dipaksa untuk move on dari Liga 1 2020 dan harus mulai menatap musim baru 2021 dengan harap-harap cemas.
Perjuangan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 di tahun 2020 tidak mudah, bahkan hingga saat ini sebagian tim masih berjuang.
Kompetisi Liga 1 2020 telah mengalami penundaan selama 10 bulan tanpa ada kejelasan dan kepastian kapan tepatnya akan kembali bergulir.
Sejak 15 Maret 2020, seluruh aktivitas sepak bola di Indonesia dihentikan lantaran adanya pandemi Covid-19 yang telah masuk ke Tanah Air.
Baca Juga: Liga 1 2021 Bisa Ditertawakan Banyak Orang Jika Tak Ada Degradasi
Dari situ penundaan Liga 1 dan Liga 2 dimulai, berbagai aturan baru diputuskan dan keluar begitu saja.
Aturan gaji pemain, pelatih hingga ofisial langsung dipotong oleh klub berdasarkan surat edaran dari PSSI langsung bernomor 48/SKEP/III/2020.
Dalam surat tersebut PSSI mewajibkan klub maksimal membayar 25 persen dari gaji pemain dan ofisial yang tertera di kontrak.
Tak sedikit pemain hingga pelatih keberatan dengan putusan tersebut, bahkan sempat ramai ditentang oleh para pemain hingga ofisial.
Hal ini karena jumlah persenan yang ditetapkan oleh PSSI dianggap terlalu kecil, apalagi nilai kontrak pemain juga sangat beragam.
Perdebatan tersebut pada akhirnya tak berguna setelah semua pihak menerima keputusan tersebut begitu saja.
Sebuah Harapan
Harapan datang bergitu saja dari Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait kepastian lanjutan Liga 1 yang telah mandek sejak Maret 2020 tersebut.
PT LIB menyatakan pertandingan Liga 1 2020 akan mulai dipertandingkan pada 1 Oktober hingga 28 Februari 2021, yang tertuang dalam surat PT LIB bernomor 244/LIB-COR/VII/2020, tertanggal 10 Juli 2020.
Surat tersebut adalah jawab dari PT LIB untuk menindaklanjuti SKEP/053/VI/2020 perihal Kelanjutan Kompetisi Dalam Keadaaan Luar Biasa Tahun 2020 tertanggal 27 Juni lalu dari PSSI.
Liga 1 bakal digelar tanpa adanya penonton dan diberlakukannya protokol kesehatan secara ketat.
PT LIB pun menyiapkan kompetisi dengan baik untuk keberlangsungan Liga 1 2020 dibulan Oktober tersebut, bahkan semua izin dari Kepolisian Daerah (Kapolda) sudah dikantongi.
Baca Juga: Sistem Promosi dan Degradasi Membuat Liga 1 2021 Bisa Lebih Sehat
Kendati demikian, pada akhirnya lagi-lagi ditunda dan mundur pada 1 NOvember 2020, setelah diadakannya rapat luar biasa antara PSSI, PT LIB, dan klub yang digelar di Yogyakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.
Rapat luar biasa digelar karena tiga hari menjelang kick-off lanjutan Liga 1 atau tepatnya 28 September 2020 itu, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan tak memberikan izin karena kasus Covid-19 masih tinggi.
Keputusan dalam rapat tersebut menyatakan bahwa Liga 1 2020 akan bergulir 1 November dan akan terpusat di Pulau Jawa.
Tak hanya itu, bahkan PSSI dan PT LIB menyatakan apabila Liga 1 tak dapat bergulir 1 November akan ada tiga opsi yang disediakan operator kompetisi
Baca Juga: Dan Hooker Ragukan Keputusan Khabib Nurmagomedov Kembali ke UFC
Tiga opsi yang disiapkan PSSI dan PT LIB yakni, Liga 1 dapat bergulir November, Desember, ataupun 1 Januari 2021, karena saat itu mempertimbangkan adanya pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) diakhir tahun.
Akan tetapi, kelanjutan Liga 1 musim 2020 itu pada akhirnya tak memiliki harapan karena PSSI lagi-lagi memutuskan kompetisi baru akan dimulai Februari 2021.
Alasan utama dari putusan PSSI dan PT LIB itu karena klub-klub dirasa tak akan cukup waktu memulai persiapan apabila Liga 1 digelar pada Januari 2021.
Akhirnya penundaan Liga 1 secara berulang tersebut membuahkan korban, yang mana satu-persatu pemain asing mulai meningalkan kompetisi level elite Liga Indonesia.
Para pemain asing yang telah kehabisan kontra memilih meninggalkan klub dan bergabung dengan tim luar negeri yang berminat dengannya.
Baca Juga: Kapten Lechia Gdansk Sematkan Egy Maulana Vikri Sebagai Lionel Messi
Klub seperti Persebaya Surabaya, Arema FC, Persiraja Banda Aceh, dan yang lainnya sudah kehilangan empat pemain asingnya karena Liga 1 tak kunjung ada kejelasan hingga awal Januari 2021 ini.
Menuju Langkah Baru yang Lebih Baik
Klub-klub Liga 1 selama 10 bulan terjebak dalam sebuah harapan tanpa kepastian kapan kompetisi musim 2020 akan kembali dimulai.
Lagi-lagi harapan itu hanya berakhir begitu saja setelah PSSI menyatakan bahwa Liga 1 2020 yang sebelumnya diagendakan bergulir Februari 2021 kemungkinan dibatalkan.
PSSI juga mengatakan akan lebih baik jika kompetisi berfokus pada musim 2021 untuk memulai langkah baru yang lebih baik.
Setelah pernyataan dari PSSI tersebut, PT LIB pun menggelar pertemuan dengan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 untuk membahas terkait nasib Liga 1 2020 yang digelar, Jumat, 15 Januari 2021.
Dalam pertemuan tersebut menghasilkan enam poin yang mana fokus utama mayoritas klub-klub Liga 1 mengusulkan agar musim 2020 dibubarkan dan dihentikan sepenuhnya.
Baca Juga: Hasil Thailand Open II 2021 - Fikri/Bagas Singkirkan Juara All England Open
Dari 18 klub Liga 1 hanya beberapa tim yang menolak pembubaran Liga 1 2020, diantaranya Arema FC, Borneo FC, dan beberapa tim lainnya.
Penolakan tersebut didasari dengan pertanggung jawaban klub Liga 1 terhadap sponsor, pemain, hingga pelatih saat menandatangani kontrak dari awal musim 2020.
Arema FC bahkan sejak awal menolak wacana tersebut karena konsekuensi hukum dari PT LIB belum jelas sikapnya seperti bagaimana apabila ada klub yang akan dituntut oleh pemain ataupun pelatih.
"Kalau memang mau dihentikan dan mulai dari Liga 1 2021. Pertanyaan saya cuma satu, Liga 2020 dihentikan, terus kalau ada konsekuensi hukum bagaimana?. Kalau berhenti saja terus semua pihak hanya melambaikan tangan saja dan semua hanya ditanggung klub sendiri ya tidak bisa, terlalu berat," kata Ruddy Widodo kepada BolaSport.com, Senin (11/1/2021).
Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno menanggapi hal ini dalam pertemuan dengan klub, ia menyebutkan bahwa terkait kepastian hukum akan ada pembicaraan dan hitung-hitungan lagi dengan klub nantinya.
Namun, hingga saat ini belum juga ada putusan apa nantinya PT LIB akan membantu konsekuensi hukum klub-klub atau akan lepas tangga.
Dengan mayoritas klub yang memilih untuk memulai langkah baru, akhirnya Arema FC pasrah dan akan mengikuti semua keputusan PSSI dan PT LIB nantinya.
Walaupun mayoritas klub menyepakati pembubaran Liga 1 2020, hal itu belum berakhir begitu saja, karena nantinya baru akan dibahas dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Sistem Kompetisi
Untuk memulai langkah baru dengan fokus Liga 1 2021, tentu saja banyak hal yang harus disiapkan dan didiskusikan untuk penentuan kapan mulai bergulirnya kompetisi hingga yang lain.
Baca Juga: Link Live Streaming Alter Ego Vs Unique Deus Vult di Play-off M2 Mobile Legends World Championship
Bukan hanya soal nasib Liga 1 2020, tetapi dimulainya musim 2021 akan dibahas dan ditentukan pula dalam rapat Exco yang akan digelar Rabu (20/1/2021) pukul 14.00 WIB.
Berbicara soal kapan waktu Liga 1 2021 dimulai, beberapa klub telah mengutarakan waktu ideal menurut mereka untuk memulai kompetisi.
Salah satunya Direktur Utama PT Polana Bola Madura Bersatu yang menaungi Madura United, Zia Ul Haq, mengungkapkan akan lebih bagus apabila kompetisi digelar bersamaan dengan kalender Eropa.
Menurut Zia ul Haq, akan lebih mudah mendatangkan pemain asing, dan itu juga akan selaras dengan kalender FIFA.
"Biasanya kompetisi Indonesia selalu dimulai kalau tidak Februari, ya di Bulan Maret. Pada kenyataannya, dengan jadwal itu, kami harus terbentur dengan bursa transfer pemain yang tidak sama dengan jadwal kompetisi lain," ujar Zia Ul Haq, kepada BolaSport.com, Minggu (17/1/2021) terpisah.
Baca Juga: 3 Laga Beruntun Rajin Bikin Gol, Eks Pemain Incaran Manchester United Sukses Ukir Rekor
"Kami mengusulkan agar kompetisi dimulai berbarengan dengan negara-negara berkembang seperti di Eropa. Jadi kami dalam memilih pemain juga lebih enak, khususnya untuk pemain asing. Jadwal tentunya juga tak akan terganggu dengan FIFA Matchday. Itulah dasar pertimbangan kami," ucapnya.
Jika harus mengikuti kalender Eropa, kemungkinan Liga 1 2021 baru akan bergulir pada Mei ataupun Agustus.
Itu juga sudah diusulkan oleh beberapa klub dalam pertemuan dengan PT LIB, hanya saja itu akan kembali dipertimbangkan, karena sebagian klub berharap Liga 1 2021 bergulir Maret mendatang.
Sementara itu, saat berbicara sistem kompetisi tentu saja ini menjadi langkah yang sulit di tengah pandemi Covid-19 ini.
Bahkan pendapat klub juga beragam, apa yang ingin tetap menggunakan sistem kompetisi lama, dengan adanya home away, atau bahkan terkait sistem promosis dan degradasi.
Baca Juga: 3 Laga Beruntun Rajin Bikin Gol, Eks Pemain Incaran Manchester United Sukses Ukir Rekor
Home and away menjadi salah satu tugas paling berat untuk melancarkan kelangsungan kompetisi sebab pihak kepolisian tak akan dengan mudah memberi izin.
Bahkan saat sudah dipusatkan di Pulau Jawa saja, pihak kepolisian tak memberi izin oleh karena itu terkait hal ini belum menjadi pembahasan.
Sedangkan untuk sistem promosi dan degradasi ini juga mendapatkan banyak pertentangan dan beberapa tim mendukung adanya hal ini.
Dari 18 klub Liga 1 yang setuju kompetisi fokus musim 2021, diantaranya ada lima klub yang terang-terangan meminta agar sistem degradasi dihilangkan.
Enam klub yang menolak adanya degradasi yaitu, PSM Makassar, PSS Sleman, Barito Putera, Borneo FC, Persita Tangerang, dan juga Persiraja Banda Aceh.
Dalam hal ini, Sekertaris Umum Persiraja Banda Aceh, Rahmat Jailani, mengatakan itu menjadi pilihan lebih baik.
"Kami setuju jika tak ada degradasi karena kompetisi ini akan berlangsung dalam kondisi dan situasi yang tidak normal. Sehingga persiapan tim pun tidak akan maksimal. Jadi itu pilihan terbaiknya," kata Rahmat, Selasa (19/1/2021).
Baca Juga: Permintaan Pelatih Persib Bandung Sebelum Memulai Liga 1 2021
Usulan tak adanya degradasi tersebut ditentang keras oleh pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, yang menilai akan sangat tidak sehat dan fair apabila tidak ada degradasi.
Sistem promosi degradasi memang sebelumnya sempat dihilangkan ketika PSSI ingin melanjutkan kembali Liga 1 2020 di tengah pandemi Covid-19.
Namun, tak sedikit tim yang setuju apabila sistem tersebut diberlakukan pada Liga 1 2021.
"Menurut saya kalau tidak ada degradasi tentu saja kompetisi tak akan seru, dan itu tidak akan ada bedanya dengan 2020. Untuk itu akan lebih baik kompetisi 2021 tetap menggunakan aturan degradasi," tutur Aji Santoso kepada BolaSport.com, Selasa (19/1/2021).
"Karena kalau tidak ada degradasi pasti pertandingan kurang menarik dan bisa juga banyak pertandingan yang bisa saja tidak semangat. Dan malah ada kepentingan tersembunyi nantinya. Jadi lebih baik harus ada degradasi."
Baca Juga: Disia-siakan Zinedine Zidane, Lionel Messi-nya Real Madrid Minta Dipinjamkan Lagi
Kendati demikian, bisakah PSSI memutuskan langkah baru yang lebih baik untuk kompetisi musim 2021 ini.
Sebab Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, menyatakan bahwa saat ini pihaknya lebih fokus untuk mendapatkan izin dari pihak Polri terlebih dahulu agar Liga 1 2021 bisa segera bergulir.
Namun, PSSI sepenuhnya akan memutuskan Liga 1 2020 dilanjut atau tidak pada Rabu (20/1/2021) dalam rapat bersama Exco, dan nantinya musim 2021 juga akan menjadi pembahasan utama kapan bakal dimulai.
Dari pemain, pelatih, hingga klub pun berharap agar kompetisi bisa bergulir kembali di tengah pandemi Covid-19 ini.
Ditambah adanya vaksin Covid-19 yang sudah ada juga diharapkan bisa menjadi angin segar untuk sepak bola Indonesia.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar