Ia menghabiskan paruh kedua musim 2003-2004 dengan menorehkan 12 gol dari 18 penampilan yang dimainkannya di berbagai ajang.
Pada musim tersebut juga, Adriano mampu menyabet gelar Sepatu Emas bersama Brasil di ajang Copa America 2004.
The 2004 Copa América Final. It was the 93rd minute and Argentina were one minute away from winning their first trophy in 11 years.
Up steps Adriano Leite Ribeiro
At times here he’s at his unplayable best. We can only look back on his career and think what could have been. pic.twitter.com/syW5eU7oBp
— AllThingsSeleção ™ (@SelecaoTalk) April 11, 2020
Adriano menjadi pencetak gol terbanyak dengan torehan tujuh gol dan juga terpilih sebagai pemain terbaik selama turnamen.
Hal inilah yang membuat Inter semakin yakin bahwa Adriano akan bisa menjadi ujung tombak Inter di bawah asuhan pelatih anyar kala itu, Roberto Mancini.
Penampilan tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah gol yang dihasilkan oleh Adriano pada musim 2004-2005.
Dari 42 laga yang dimainkan, Adriano berhasil mencetak 28 gol dan empat assist di berbagai ajang dan mampu persembahkan gelar Coppa Italia.
Baca Juga: Manchester United Seharusnya Merekrut Gareth Southgate daripada Erik ten Hag
Musim 2005-2006, Adriano mampu tampil moncer dengan sukses membawa Inter meraih meraih trofi Serie A, Coppa Italia, dan Suppercoppa Italiana.
Gelontoran 19 gol dan delapan assist membuat dirinya dinilai bakal memiliki karier cemerlang bersama Inter.
Namun, dari sinilah petaka dimulai, ia tak pernah benar-benar bisa tampil memuaskan setelah musim 2005-2006.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Thesun.co.uk, Marca.com, Sportbible.com, Inter.it, Tuttomercato.com |
Komentar