Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jai Guru Deva Om, Dedeh Erawati

By Persiana Galih - Sabtu, 10 Maret 2018 | 07:38 WIB
Mantan pelari gawang nasional, Dedeh Erawati. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Maka itu tak heran jika Fahmy kerap mengajak Dedeh ngopi setelah latihan. “Dalam suasana santai, Dedeh lebih bisa menerima masukan. Kalau saya beri masukan di lapangan (Sesaat setelah latihan usai), Dedeh lebih keras kepala. Mungkin karena capek,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, Dedeh mengalami peningkatan drastis. Ia mencapai setiap program latihan yang diberikan Fahmy. Selang setahun, ia mendapat perak di SEA Games Filipina 2005.

Baik Fahmy maupun Dedeh tak kecewa dengan hasil perak saat itu. Terutama Dedeh, mulai percaya bahwa prestasi besar tak dicapai dengan cara mudah.

Sejak saat itu, Dedeh pun menjadi langganan Indonesia dalam mengikuti SEA Games dan kejuaraan-kejuaraan internasional lain. Performanya terus meningkat, dan semangatnya sebagai olahragawan semakin menggebu-gebu.

Ia mengukir prestasi terbaik dengan menggondol emas SEA Games Myanmar 2013, Thailand 2007, dan Laos 2009. Dedeh pun menjadi satu-satunya atlet Indonesia yang diundang di Kejuaraan Atletik Grand Prix Asia 2006-2010.

Puncaknya ialah ketika Dedeh menerima informasi penting dari PASI pada 2008. Ia resmi menjadi kontingen Indonesia untuk Olimpiade Beijing 2008 bersama pelari jarak jauh putri, Triyaningsih.

“Sambil gemetaran, saya menelpon kak Fahmy. Saya bilang: Kak, saya terpanggil untuk ikut olimpiade. Itu yang saya tulis di atas tisu waktu 2004 di Hotel Century,” ujar Dedeh. Di sana Fahmy baru tahu apa yang Dedeh cita-citakan sejak 2004.

Pada 2008, Dedeh memang tidak pulang dengan medali olimpiade. Tapi, sebagaimana mazhab para atlet: siapa pun yang berangkat ke panggung olimpiade adalah pemenang. Mereka adalah kumpulan atlet-atlet terbaik dari setiap negara. Maka itu, mereka menyandang gelar “olimpian”.

Kepercayaan diri Dedeh terus bangkit. Kariernya sebagai atlet telah menapaki puncak kejayaan. Ia pun merasa keranjingan dengan dampak dari program latihan Fahmy. Tak heran jika ia kembali menghubungi Fahmy untuk lanjut berlatih dengannya.

Fahmy mengerti apa keinginan Dedeh. Ia pun memahami tekad anak didiknya yang tengah berada di puncak kejayaan. Tapi, bukan berarti Fahmy menerima permintaan Dedeh dengan mudah.