Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menangisi Salah Sambil Mencaci Karius adalah Perilaku Standar Ganda

By Kautsar Restu Yuda - Senin, 28 Mei 2018 | 11:08 WIB
Dua pemain Liverpool, Mohamed Salah dan Loris Karius, menangis pada laga final Liga Champions melawan Real Madrid, di NSC Olimpiyskiy, Stadium, Kyiv, 26 Mei 2018 (DIMAS KEN/BOLASPORT.COM)

(Baca Juga: Siapkan Rp 1,8 Triliun, Man United Bakal Punya Duet Gelandang Tengah Termahal Sejagat)

Mudah untuk mencari alasan mengapa banyak yang bersimpati dengan tangisan Mohamed Salah.

Pertama, tentu saja karena performa luar biasa yang ia tunjukkan sepanjang musim ini di berbagai ajang.

Apalagi, Salah berhasil memenangi berbagai gelar dan memecahkan rekor yang total lebih dari 30 capaian.

Kedua, bisa karena sifatnya yang rendah hati, agamanya, atau pengaruh positif yang ia berikan terhadap hal-hal di luar sepak bola.

(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)

Lalu dengan alasan yang sama, mengapa sulit menunjukkan simpati yang sama kepada tangisan Loris Karius?

Sebab Salah menangis karena "dilanggar" Sergio Ramos sedangkan Karius lantaran melakukan blunder fatal?

Karena Salah menunjukkan torehan gemilang sepanjang musim sementara Karius sebaliknya?

Jika jawabannya adalah "ya", menurut saya alasan tersebut perlu dipertanyakan.

Pertama, Mohamed Salah sejatinya juga melakukan blunder yang berakibat fatal pada saat berduel dengan Sergio Ramos.