Tuduhan itu sempat dibantah melalui laporan yang dilakukan langsung oleh FIFA.
Toh, bantahan tersebut tak betul-betul menghapus dugaan yang muncul.
Pada 2014, The Sunday Times mempublikasikan dokumen berjudul FIFA Files yang mengklaim bahwa mantan anggota komite eksekutif FIFA, Mohamed Bin Hammam, punya andil dalam terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah.
FIFA Files mengungkapkan Bin Hammam menghabiskan 5 juta dolar AS (Rp 77 miliar) untuk menyuap beberapa petinggi organisasi sepak bola demi memuluskan langkah Qatar memenangi proses bidding.
Bin Hammam pun menyalahgunakan jabatannya di FIFA untuk memudahkan proses suap terjadi
Pada akhirnya, laporan tersebut dibantah setelah FIFA meluncurkan investigasi etik yang menunjukkan tidak ada bukti bahwa pihak Qatar memberi sogokan.
2. Pelanggaran HAM terhadap pekerja migran
Isu kesejahteraan pekerja migran menjadi topik yang paling lekat dengan Piala Dunia 2022 di Qatar selain ajang sepak bola itu sendiri.
Laporan dari The Guardian pada 2021 yang dikutip BolaSport.com menyebutkan bahwa tidak kurang dari 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka meninggal dunia.
Data gabungan dari India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka menunjukkan ada 5.927 kematian pekerja migran dari 2011 hingga 2020.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar